Manusia Yang Ingin Jadi Tuhan

Petikan ayat-ayat dibawah ini dari surat Al An am
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah diin mereka dan mereka menjadi beberapa golongan bukanlah engkau dari golongan mereka sedikit juapun, sesungguhnya urusan mereka terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan

Saya suka ayat ini…
Sengaja diin tidak saya terjemahkan menjadi agama, supaya ayat ini tidak menjadi duniawi dan manusiawi, seperti istilah ‘agama’ penemuan manusia modern ini.
Sungguh benar bahwa urusan ini terserah kepada Allah, siapa yang bisa mengklaim golongan mereka paling benar? Ahmadiyah sesat? Siapa yang bisa bilang iman ini sesat atau iman ini benar? Apa sesuatu golongan bisa mewakili Tuhan dengan mngklaim kebenaran?
Bahkan dalam ayat ini
Sungguh telah datang kepada kamu keterangan dari tuhanmu. Maka barangsiapa yang memperhatikan itu maka itu buat dirinya sendiri, dan barangsiapa yang buta maka itu bagai dirinya sendiri. dan aku sekali-kali bukanlah pemelihara atas kamu.

Dan ini
Dan kalau Allah menghendaki niscaya mereka tidak mempersekutukan, dan kami tidak menjadikan engkau pemelihara atas mereka, maka engkau sekali-kali bukan pengurus bagi mereka

Dan banyak yang lain yang hampir senafas dengan ayat-ayat ini, yang bisa ditafsirkan bahwa Sang pemberi firman menyuruh kepada penerima firman yaitu rasul untuk mengatakan bahwa dia bukan pemelihara atas umatnya. Dia hanya pemberi pesan.

Alangkah lancangnya manusia yang bersikap melebihi rasul sekaligus merasa mewakili Tuhan, merasa mengetahui keinginan Tuhan. Atau itu cemburu? ketakutan? Merasa kalau orang lain mengklaim bahwa kebenaran ada di pihak mereka lalu merasa cemburu sekaligus takut kalau Tuhannya menganggap itu benar, lalu membakar dan meruntuhkan rumah-rumah dan mesjid-mesjid mereka? Tahukah kamu, Allah Maha Kaya, tidak akan berkurang kekayaannya walaupun seluruh manusia di seluruh dunia tidak ada yang menyembahnya. (Ya Allah, berilah kekuatan kepada orang-orang yang tertindas dan mengalami ketidak adilan)
Katakanlah: apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah padahal dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu? Dan tidaklah tiap-tiap diri mengusahakan sesuatu melainkan untuk dirinya sendiri dan tidaklah seseorang yang berdosa akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali dan akan diberitakannya kepadamu apa yang kamu perselisihkan kepadanya

Comments