Ritual Kurban dalam Yahudisme

Ibrahim sebagai sosok suci bukan hanya penting bagi Islam, tetapi juga bagi Yahudi. Dalam Bereshith (Kitab Kejadian) dikisahkan tentang Ibrahim dengan lengkap mulai dari kelahirannya hingga kisah perjalanannya, perjanjian dengan Tuhan, kisahnya dengan Hagar (Hajar), Sarah, Luth, tiga orang tamunya, dengan Ismail, dengan Ishak.

Kisah dramatis tentang kepatuhannya kepada Tuhan hingga rela mengorbankan anaknya Ishak juga terdapat dalam kitab ini. Diceritakan bahwa Ibrahim membawa Ishak kebukit Moriah sebagai korban bakaran.  Ketika Ibrahim hendak menyembelih Ishak, dia dihentikan oleh seorang malaikat, dan Ishak digantikan dengan seekor biri-biri.

korban 

Dalam Hebrew, Qorban artinya sesajen (offering), baik itu berupa hewan atau yang lainnya. Praktek sesajen dan persembahan hewan kurban terdapat dalam kitab-kitab yahudi dan dilakukan ketika Haekal (kuil) masih ada. Praktek pengorbanan hewan ini berakhir ketika kuil mereka dihacurkan pada tahun 70 M.  Qorban bukan semata-mata berasal dari kisah pengorbanan Ibrahim dan Ishak ini, karena ritual kurban juga diceritakan dalam kisah Kain dan Abel, juga Nuh dan anaknya.

Dibukunya ‘Jerusalem: Satu Kota Tiga Iman’ Karen Armstrong mengutip Aristeas, seorang penulis dari tahun 125 SM menceritakan tentang saluran air dibawah jalan sekeliling tembok Kuil (Haekal) untuk air pembersih darah hewan kurban.  Ia sangat terkesan melihat para pendeta yang bekerja tanpa henti dan sangat kuat - mengorbankan binatang dengan konsentrasi total. Mereka mengangkat dan menyulangkan daging tinggi-tinggi dengan satu tangan dan dilakukan tanpa suara. Dikatakan pendeta berjumlah 700 dan jumlah mereka yang membawa kurban-kurban ke kuil sangat banyak tapi upacara dilakukan dengan tenang tanpa suara karena mereka menghormati kesucian Haekal.

Pada 63 SM ketika Haekal diserang oleh Pompeius dari Romawi, mereka terkejut karena para pendeta tetap melaksanakan upacara kurban tanpa mempedulikan ketapel-ketapel yang menghujam Haekal.

Digambarkan juga oleh Armstong ritual kurban dengan detil sekitar tahun-tahun pertama masehi. Dikisahkan peziarah harus mensucikan diri mereka sebelum bisa masuk kegunung Haekal. Untuk itu mereka harus tinggal di Yerusalem selama 7 hari. Mereka tidak boleh berhubungan seks dan pada hari ketiga dan ketujuh mereka diperciki air dan abu dan mandi ritual. Ketika peziarah ini akhirnya naik ke haekal mereka membawa hewan kurban ke pelataran altar.

Dalam Jewfaq.org dikatakan kegunaan berkurban adalah selain untuk meminta pengampunan dosa dari Tuhan juga untuk mendekatkan diri pada Tuhan, untuk mengekspresikan rasa syukur.  Kata qorban yang berakar dari akar kata qof-reish-beit artinya 'mendekatkan', itulah makna dari qorban menurutnya.

Dengan hancurnya Haekal pada 70 M, Yahudisme lebih berkembang kearah studi teks, doa dan ketaatan pribadi. Yahudi ortodoks menganggap ibadah ini sebagai alternatif pengganti kewajiban terhadap kuil, sedangkan Yahudisme konservatif dan reformatif menganggap Korbanot sebagai ritual kuno yang tidak akan kembali.

Ritual Qorban dalam Yahudisme ini bagi kita tampak tidak asing. Ibadah kurban yang terdapat dalam al Quran dan Hadist terus dilakukan oleh seluruh muslim diseluruh dunia sampai sekarang.

Selamat merayakan Iedul Adha bagi semua muslim, semoga hari Raya ini mendekatkan diri kita semua pada Tuhan.

Sumber
qorbanot
korban
Abraham

Comments